21 September 2009

Hikmah di Bulan Ramadhan

Hikmah di Bulan Ramadhan
Tulisan Andrie K Wardana



Tak terasa mata terpejam dan badan terbenam di peraduan begitu lugas dan pasrah meskipun hanya beralaskan sebuah karpet dan bantal lepek seadanya, tapi karena sisa perjalanan cukup menyita staminaku maka betapa nikmat istirahat malam ditemani kesunyian yang perlahan menyergap dari kejauhan sehingga mimpipun enggan mampir dalam tidurku, hanya bertemu sesaat dan akhirnya terlelap melahap waktu malam menjelang pagi dengan nikmat.

Semilir pagi menyegarkan pikiranku tuk beranjak dari pembaringan menghirup udara segar di bumi tasikmalaya. Meskipun rasa dingin masih melingkupi seluruhtubuhku yang hanya terlapisi oleh sehelai kain sarung yang tipis sehingga terasa tusukan hawa alami menyerang seluruh pori di sekujur tubuhku. Tetapi dengan semangat lebaran… ciehhh lebaran, yach memang ini hari kedua alias tanggal 2 syawal 1430 Hijriyah dan sudah menjadi tradisi yang diatur oleh jadwal lokal intern kami bahwa tahun ini adalah jadwal shalat ied di orangtuaku baru setelah itu meluncur ke lembur mertua.
Banyak sekali hikmah di bulan puasa kemarin, dan salah satunya adalah pembuktian bahwa manusia adalah mahluk yang lemah dan serba kekurangan apalagi dihadapan Allah sang maha pencipta.

Hal yang paling sederhana adalah pengalaman pribadi di kantor yang baru ini. Karena merasa sebagai pendatang baru maka hal yang wajar sangat banyak yang menjadi pertanyaan termasuk bagaimana aktifitas kantor di bulan ramadhan. Jawaban dari beberapa rekan di kantor ternyata cukup mengagetkan, kata temanku :”.. drie, bulan puasa mah semua puasa, baik pekerjaan juga honor-honor alias paceklik…”. Tertegun mendengarnya, tapi temanku yang lain meyakinkan bahwa itulah yang terjadi dari tahun-tahun sebelumnya, aktifitas rutin sedikit dan “rejeki kantor”pun seret…. Duhhh.

Tapi ada satu hal terpatri dalam hati bahwa semoga cerita rekan itu dapat berbeda di bulan ramadhan ini, sehingga terbetik seucap doa tulus dalam lubuk hati yang terdalam, mengharap ridho Illahi agar bulan ramadhan yang penuh berkah ini akan diisi oleh berbagai kegiatan agama dan rutinitas kantor yang lebih menarik serta terhindar dari kejenuhan.

Satu minggu berlalu, dan gejala dari menurunnya aktifitas mulai terlihat di kantor, diawali oleh menyusutnya jumlah karyawan yang mengikuti apel pagi, banyak juga yang pulang dipercepat dan semua berjalan seolah itu sudah merupakan hal yang lumrah???, pejabat yang berwenang dalam disiplin pegawaipun tidak marah karena mungkin takut puasanya batal karena emosi berlebihan, hanya himbauan dan himbauan yang menghibur kami dan rekan lain yang berusaha mengikuti ritual apel pagi. Tapi tidak menjadi masalah karena biarkan saja semua menjadi tanggungjawab masing-masing, yang pasti aku berusaha memegang prinsip meskipun daya tarik untuk melanggar ketentuan kehadiran selalu menggodaku…

Ternyata rutinitas yang hampir menjenuhkan langsung sirna tatkala di sore hari yang cerah terasa bumi berguncang dan bangunan terombang ambing oleh gelombang gempa yang terasa lebih dari 60 detik di lingkungan kantor kami. Teriakan aLLahu Akbar…. Alllahu akbar…. Allahu akbar berkumandang disertai kepanikan saling berlari dan berebut mencari tempat yang lapang dan dinilai aman dari kemungkinan ambruknya bangunan dan melukai siapapun disekitarnya.

Setelah guncangan gempa reda, maka yang pertama adalah menelpon semua orang terdekat, diawali dari istri, orang tua dan teman yang sekiranya bisa dihubungi, tapi ternyata tidak semua sambungan seluler dan telepon lancar karena mungkin saja jaringannya terganggu oleh guncangan gempa tersebut, sehingga untuk menghubungi istriku perlu waktu lebih dari 1 jam baru dapat berbicara dan alhamdulillah semua dalam keadaan yang baik dan dilindungi oleh Allah SWT. Selanjutnya langsung menonton televisi dan menyalakan radio untuk mencari informasi terbaru tentang fenomena alam yang menakutkan tadi. Ternyata….

Geliat kulit bumi yang bergeser dan membentuk patahan nun jauh dibawah lautan di samudera hindia telah menimbulkan gempa bumi yang dihitung oleh kemampuan manusia dengan skala internasional mencapai 7,3 skala Richter dan telah memporakporandakan wilayah Jawa Barat khususnya daerah pesisir pantai selatan yang mengakibatkan ribuan rumah rusak berat dan sauudara kita kehilangan tempat tinggal juga sanak saudara yang meninggal dunia. Informasi selanjutnya ternyata gempa bumi tersebut tidak hanya memporakporandakan daerah pesisir seperti wilayah Garsel (garut selatan), Ciamis, Tasikmalaya, Banjar hingga pesisir Sukabumi tetapi juga saudara kita di dataran tinggi seperti Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung dan Kecamatan Cibinong Kabupaten Cianjur termasuk wilayah Kabupaten Bogor, Sukabumi dan Kabupaten Bandung Barat. Khusus di daerah Cibinong Kabupaten Cianjur akibat dari gempa bumi tersebut terjadi longsor yang menerjang belasan rumah warga hingga rata dengan tanah dan mengubur warga yang sedang bersiap melaksanakan buka puasa di sore yang nahas itu dan berdasarkan data terakhir di posko bencana Jabar terapat 45 orang yang hilang karena tertimbun oleh longsoran tebing tersebut…. Innalillahi wa inna ilaihi roojiun.

Maka berubahlah segala aktifitas kantor, karena berdasarkan tugas dan fungsi berkaitan erat dengan penanganan bencana. Diawali dengan pendataan, koordinasi dengan berbagai pihak lintas sektoral dan kunjungan langsung ke lokasi bencana untuk memberi bantuan dan dukungan moral serta psikologis bagi saudara kita yang tertimpa musibah dilanjutkan dengan piket posko bencana di tingkat Jawa Barat 24 jam selama Tanggap Darurat dengan berkantor di Jalan Diponegoro No. 20 Bandung bergabung bersama berbagai perwakilan dinas instansi, relawan dari Pramuka Kwarda Jabar, Tagana (Taruna Siaga Bencana), ORARI, RAPI termasuk dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan UN OCHA salah satu bagian dari United Nation (Persatuan Bangsa-Bangsa)… dan bulan Ramadhan ini dihabiskan di Posko bencana sebagai bagian dari ibadah dan semangat dalam membantu saudara kita yang tertimpa musibah bencana gempa bumi.

……… atas ijin pimpinan, aku boleh pulang menemui orangtua di hari lebaran ini. Rasa syukur melingkupi perasaanku karena masih diberi kesempatan berkumpul dengan keluarga besar dalam merayakan hari yang fitri meskipun disatu sisi masih tersisa tugas untuk membantu saudara-saudaraku yang tertimpa musibah… sehingga dengan bersegera aku harus kembali bergabung dengan Tim Penanggulangan Rehab Rekon Bencana Tingkat Provinsi Jawa Barat.

Happy Iedul Fitri 1 Syawal 1430 Hijriyah…
Mohon maaf lahir dan Bathin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar