28 November 2009

Kunjungan ke BNPB & BMKG

Kunjungan ke BNPB & BMKG
Oleh : Andrie K Wardana

Minggu ketiga di Bulan November ini dapat tugas kedinasan untuk mengikuti Kegiatan Sosialisasi dan Kunjungan Kerja GITEWS (German – Indonesia Tsunami Early Warning System) ke BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) dan BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) yang diadakan dan di fasilitasi oleh GTZ pada tanggal 23 – 26 Nopember 2009, Kegiatan Kunjungan Kerja ini diawali dengan diskusi awal yang dilaksanakan di Hotel Century Atlet Jakarta dan diikuti oleh 15 orang peserta yang terdiri dari BPBD Prov Jateng, BPBD/Kesbang Kebumen, Cilacap, Purworejo, Bantul, BPBD/Kesbangpol Ciamis dan KesbangPol&Linmasda Provinsi Jawa Barat dengan fasilitator dari GTZ membahas tentang rencana tindak dan fokus pertanyaan pada saat kunjungan ke BNPB dan BMKG.

... nah ini pemandangan jakarta dari kamar hotelku, lumayan juga yach.





Hasil Kunjungan ke kantor BNPB yang terletak di Jl. Ir. H. Juanda No.36 Jakarta Pusat dan diterima oleh Ibu Neulis dari Pusdalops BNPB adalah :

a.Informasi tentang dukungan Teknologi Informasi dalam kesiagaan dan penanggulangan bencana, termasuk akan dibuat sebuah saluran radio frekuensi khusus tentang kebencanaan secara nasional tanpa terganggu oleh jalur komunikasi lain;

b.Sedang disusun indeks potensi bencana nasional dan daerah sebagai acuan prioritas dalam pola pembinaan dan pemberian bantuan dari pusat kedaerah.

c.Dorongan kuat pembentukan BPBD di Provinsi dan kabupaten/Kota karena berkaitan dengan kewajiban dalam UU No. 24 Tahun 2007 dan mempermudah pola komunikasi, tata kerja dan mekanisme penyaluran bantuan dari pusat ke daerah.

d.Mendukung dalam pembentukan forum penanggulangan bencana wilayah pesisir selatan jawa yang meliputi Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur dengan prioritas capacity building di wilayah tersebut pada anggaran 2010.

ini adalah ruangan pengendali PUSDALOPS BNPB

e.Fasilitasi untuk membuat payung hukum di bidang tata kelola keuangan dan pengadaan barang & jasa khusus di bidang kebencanaan sehingga dapat mempermudah dan mempercepat proses penanggulangan bencana.



Hasil kunjungan ke kantor BMKG yang terletak di Jl. Angkasa II Jakarta Utara dan diterima oleh Dr. Wandono dan Ir.Rahmat T, MSc yang merupakan penanggungjawab Pusat Pengendali InaTEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System), hasilnya adalah:

a.Penjelasan tentang mekanisme kerja BMKG, sistem pengambilan keputusan, skema peringatan, disseminasi peringatan ke daerah dan publik, protokol sirine serta peran media massa.

b.Informasi tentang keberadaan Pusdalops InaTEWS dan kewenangan dari BMKG dalam memberikan peringatan bencana khususnya bencana Tsunami ke masyarakat melalui Pemerintah di daerah melalui berbagai saluran seperti : telepon, Faks, Internet dan Handphone.

c.BMKG siap mendukung peningkatan capacity building di daerah sebagai nara sumber ahli dalam bidang kebencanaan.

d.BMKG mendukung pembentukan Pusdalops bersama yang akan di biayai oleh beberapa Pemda secara gotong royong sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.


di ruangan ini adalah pusat kontrol Indonesia Tsunami Early Warning System BMKG

Kegiatan ini merupakan langkah awal dalam meretas jalan untuk mewujudkan kerjasama teknis di bidang kebencanaan khususnya bagi daerah-daerah di pesisir selatan jawa dan diusulkan beberapa nama seperti Forum Selatan Selatan (FSS) atau dalam bentuk Paguyuban yang mengadopsi dari konsep daerah-daerah di sekitar Gunung Merapi yang membuat Forum Merapi. Maka direncanakan pada bulan desember 2009 dengan difasilitasi oleh GTZ akan diadakan workshop lanjutan dan akan mengundang BNPB, BMKG, Bappenas dan Departemen Dalam Negeri sebagai penajaman dari berbagai konsep khusunya penanganan bencana secara komprehensif dan multi sektor.

Kegiatan ditutup oleh Mr. Harold sebagai Leader Area GTZ di Indonesia dan memberikan apresiasi tinggi atas antusiasme peserta dan menghasilkan resume yang menjadi bahan masukan berharga baik bagi GTZ juga bagi pemangku kebijakan penanggulangan bencana di tingkat nasional.

Nah itu bahasa seriusnya yang tentu saja menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pelaporan kepada pimpinan, sementara hikmah secara individu tentunya berhubungan dengan tambahan wawasan, jalinan silaturahim yang lebih luas, trus bisa jogging di pagi hari di Gelanggang Olahraga Bung Karno Senayan, Shalat di Mesjid Al Bina Kompleks Gelora Bung Karno….. benar-benar pengalaman berharga, terima kasih Bapak Kepala Badan yang telah menugaskan dan memberi kesempatan untuk mengikuti kegiatan ini.

14 November 2009

Nyaris Tertipu




Terhindar dari Penipuan dengan modus Transaksi Jual Beli Mobil via Transfer Bank.
Oleh Andriekwardana

Hari jum’at pagi yang cerah langsung disibukan dengan dering nada panggil di handphoneku dengan nomer yang tidak dikenal. Ternyata itulah dampak dari iklan jual mobil yang muncul di Koran hari ini. Semua pertanyaan seragam, berapa harganya?.. bagaimana kondisinya?... dimana bisa dilihat barangnya?... dan jam berapa?.... semua berusaha dilayani dengan keramahan karena menjadi sebuah konsekuensi dari akumulasi keinginan untuk mengganti kendaraan yang telah setia menemani lebih dari 1,5 tahun untuk menyusuri jalanan di Ibu Kota Jawa Barat dan beberapa Kota di sekitarnya.

gambar diambil dari http://ceritabfians.wordpress.com/2009/07/10/hati-hati-penipuan-undian-xl-promo/

Maka hampir sehari penuh kesibukan mengerjakan tugas dinas bercampur dengan tawar menawar harga kendaraan baik secara langsung ataupun via telepon manakala diriku sedang melakukan tugas dinas. Berbagai tipe calon pembeli dari yang santun hingga yang agak kurang sopan, tapi itu jadi pelajaran berharga terutama berkaitan dengan konsep keilmuan tentang negosiasi.. asyik juga, terutama menghadapi calon pembeli yang temperamental, bisa menjadi latihan bagi mental kesabaran kita.

Selain pembeli yang normal, ternyata dampak dari pencantuman nomor handphone dalam iklan jual mobil ternyata memberi celah bagi beberapa orang yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan percobaan penipuan dengan modus pura-pura menjadi pembeli dan akan melakukan transaksi transfer via ATM. Kronologis selengkapnya :

1.Menelepon dengan nomor Handphone 0812-88999878 atas nama Hari Nasution (maaf jika ada kesamaan nama, ini berdasarkan pengakuannya dalam perkenalan dalam pembicaraan via telepon), mengaku sebagai showroom mobil dari bogor dan mencari mobil untuk dijual kembali kebetulan pas dengan jenis kendaraan yang diiklankan, katanya dapat informasi dari rekannya dan sudah melihat kondisi mobilnya.

2.Maka terjadi adu tawar via telepon dan akhirnya disepakati besaran harga, dan sebagai tanda jadi maka akan dikirimkan uang sebesar Rp. 5.000.000,- via rekening. Sebelumnya dia meminta rekening BCA namun atas saran istriku maka diberikan nomor rekening Bank Mandiri dengan saldo yang sangat terbatas…. Yach antisipasi aja, jangan-jangan penipuan.

3.Setelah nomor rekening di smskan, maka dia menelepon dan menyampaikan telah melakukan transfer sebesar Rp. 5.000.000,; sebagai tanda jadi pembelian mobil. Akan tetapi pas di cek di mesin ATM ternyata saldo tidak berubah dan melakukan konfirmasi via SMS, nah disitu dia mengatakan bahwa tolong cek lagi di ATM dan jangan matikan HP pada saat berada di depan mesin ATM.

4.Kami ( saya dan istri) semakin curiga maka kami sms lagi seolah-olah sudah dicek di ATM namun belum ada penambahan saldo tabungan, dan dengan segera dia menelepon kembali. Pertanyaannya adalah : apakah bapak masih berada di depan mesin ATM?... saya jawab : Ya, padahal kami sedang menikmati makan malam di salah satu tempat makan yang menyenangkan di daerah Pasteur.

5.Maka terjadi komunikasi via handphone dan dia menjelaskan bahwa sedang mencoba menghubungi call center Bank Mandiri dan terdengar musik nada tunggu sekitar 25 detik lalu terdapat jawaban seakan-akan dari petugas call center dan dia berbincang tentang proses transfer yang belum sampai dari rekening mandiri nomor 129-00-132270-6 atas nama Hari Nasution yang dikirim ke rekeningku. Setelah berbincang cukup panjang maka saya diminta langsung berbicara dengan petugas call center yang begitu fasih menyebutkan nomor rekening dan nama saya juga nomor rekening dan nama calon pengirim seakan memang itulah prosedur yang seharusnya, dan saya setia mendengarkan maka disimpulkan bahwa terjadi pending dalam proses transfer dan harus dilakukan secara manual dan petugas call center mandiri tersebut menuntun saya untuk memulai proses manual di ATM. Pelaku menyampaikan bahwa mohon kerjasamanya agar proses transfer berjalan dengan lancar dan saya diminta mengikuti semua petunjuk yang disampaikan dari petugas call center.

6.Perintah pertama masukan kartu ATM dan saya jawab sudah, lalu petugas menyuruh mengetik nomor pin dan saya jawab sudah, lalu petugas menanyakan ada tampilan apa dilayar?. Saya jawab asal saja karena memang saya tidak sedang berada depan ATM, jawabannya adalah besaran saldo dan menu transfer…. Ternyata langsung ada interupsi dari Hari Nasution supaya saya menjawab dan bekerjasama dengan sungguh-sungguh. Petugas call center lalu menanyakan apakah saya benar-benar di ATM?... saya jawab iya. Rupanya mereka menyadari bahwa saya tidak berada di depan ATM dan sedetik kemudian hubungan handphone terputusssss………

Kesimpulan dari kejadian tadi :
Hati – hati pada saat mengiklankan Kendaraan anda untuk dijual, jangan sampai terkena modus penipuan dengan pola transfer via ATM dan Hal ini kami sampaikan sebagai tambahan informasi dan wawasan bagi siapapun agar waspada terhadap ulah beberapa orang yang tidak bertanggung jawab dan melakukan percobaan penipuan dengan memanfaatkan kemudahan dalam transaksi perbankan.

13 November 2009

Wonosobo - Yogyakarta

Wonosobo - Yogyakarta
oleh mas andrie

Dinginnya Kota Wonosobo tidak bisa menghalangi kami untuk meninggalkan kota yang asri ini, karena kami hanya memiliki waktu yang sangat singkat sementara agenda kegiatan sangat padat….. cieeee sok sibuk yach. Sehingga dengan berat hati akhirnya sang waktu memaksa kami meninggalkan Hotel Surya Asia Wonosobo dan bergerak menuju sentra oleh – oleh khas Wonosobo yaitu carica, carica adalah buah khas yang hanya tumbuh di dataran tinggi Dieng dan merupakan saudara dari buah pepaya tetapi dengan ukuran yang lebih kecil dengan daging buah yang bertekstur lembut sangat enak di lidah pada saat dikunyah di dalam mulut. Carica ini biasa dibuat menjadi manisan yang dikemas dengan tepat menggunakan botol kaca yang transparan dan disertai air gula yang cukup kental tetapi jangan salah rasanya mantap dan segar apalagi jika disimpan dalam lemari pendingin. Harga yang ditawarkan untuk eceran adalah Rp.8.500,- per botol dan jika kita membeli satu dus yang berisi 12 botol maka harganya Rp. 90.000,- lebih murah tentunya.

Selain carica, oleh – oleh yang lain adalah keripik jamur dan kacang koro dieng. Tidak asing sih seperti kacang koro dapat ditemukan juga di daerah bogor dan cianjur tapi karena dibungkus plastik dan ada cap dari Dieng maka tetap dibeli untuk oleh-oleh karena mewakili nama daerah yang dikunjungi. Masalah rasa ternyata memang cukup enak, renyah dan gurih di lidah serta dapat menjadi teman perjalanan yang menyenangkan, tapi hati-hati kalau terlalu banyak maka bibir akan terasa kering dan tenggorokan serak… disitu fungsi manisan carica…. Yang akan melancarkan kembali jalur pencernaan dan badan akan kembali terasa segarrrrr….. he he kok jadi iklan, tapi yang pasti memang enak lho. Dengan harga yang terjangkau yakni Rp.8.000,’ per bungkus cukup murah dan banyak, sekitar 1/5 kilogram.

Setelah puas berbelanja oleh-oleh maka perjalanan dilanjutkan dan Nissan Frontier Navara kembali melesat menyusuri jalan di daerah wonosobo menuju ke arah Kabupaten Temanggung. Perjalanan memasuki jalanan yang menanjak dan terus menanjak dengan sekali-kali terdapat kelokan ditemani udara yang sangat menyegarkan dan pandangan mata dimanjakan oleh pemandangan lukisan alam yang indah tiada tara dan tidak ada habisnya, Gunung Sindoro Sumbing mengawal di sisi kanan dan Gunung Perahu di sisi kiri menambah pesona elok suasana alam serta putihnya awan yang melingkupi kawahnya seolah menaungi dan menjaga agar kekayaan alam ini selalu terjaga.

Perjalanan memasuki wilayah Parakan, sebuah kota kecil yang tidak kalah indahnya dengan jalan yang mulus dan lalu lintas yang mulai padat serta pancaran keramahan dari wajah parapenduduk yang dijumpai. Setelahmengambil arah ke kanan maka perjalanan kembali dilanjutkan sampai memasuki wilayah Temanggung…. Tergelitik di hati kecil ingin melihat rumah yang menjadi saksi bisu penangkapan gembong teroris Nurdin M.Top ehh ternyata Ibrohim.. terbayang khan betapa daerah yang cukup sunyi ini menjadi terkenal secara nasional karena di liput dan siarkan langsung proses penangkapan gembong teroris ini oleh dua stasiun televisi nasional termasuk pucuk pimpinan Polri pun berkenan hadir….. ruarrrr biasa. Tetapi sayang, kami tidak bisa menuju desa yang tiba-tiba terkenal itu karena memburu waktu untuk melakukan peninjauan ke daerah Mungkid Kabupaten Magelang.

Ada apa di daerah Mungkid Kabupaten Magelang?..... pertanyaan itu mulai terbuka setelah kami memasuki wilayah Kota Magelang yang memiliki infrastruktur yang cukup lengkap. Jalan yang lebar dengan empat jalur, trotoar yang kokoh dan bersih serta berbagai bangunan yang tertata rapih. Terasa bahwa kami sudah memasuki salah satu kota di wilayah Provinsi Jawa Tengah. Sepanjang mata memandang, berderet bangunan minimal 2 lantai, ruko dan berbagai pusat perbelanjaan dan toko cepat saji yang modern…. Serasa di Bandung. Setelah beberapa perempatan kami lewati maka terdapat plang penunjuk jalan dengan tulisan “ke Mungkid/Borobudur”….. ohhhh ternyata Candi Borobudur yang terkenal secara internasional itu letaknya tepat di Daerah Mungkid Kabupaten Magelang…. Selama ini taunya sih magelang aja…..



alhamdulillah berarti perjalanan saat ini menambah wawasan pengetahuan terutama tentang tempat-tempat yang bersejarah. Tak terasa 15 menit kemudian kami sudah masuk gerbang pelataran Candi Borobudur dengan membayar Rp.12.500,- per orang dan biaya parkir, trus kalau tidak mau kepanasan maka dapat menyewa payung yang banyak dijajakan dengan harga Rp.5.000,-/payung, terkadang jika di hari libur dan ramai pengunjung maka dapat kita tawarmenjadi Rp.3.000/payung….. murah bukan. Ada lagi setelah kita beli tiket lalu kita masuk dan harus melalui pintu detektor logam, setelah lolos maka barulah memasuki pelataran candi Borobudur yang sebenarnya. Jika ingin jalan-jalan maka disediakan kereta dengan tiga gerbong dan harga karcis Rp.5.000,- per orang, jikalau sepi maka minimal kita membeli 5 tiket maka kereta tersebut akan tetap jalan yang tentunya dengan kondisi 3 gerbong yang melongpong alias corengcang…



Setelah turun dari kereta tamasya, maka dimulailah pendakian menikmati tangga demi tangga Candi Borobudur yang megah dan merupakan bukti kemampuan leluhur kita dalam ilmu seni bangunan dengan pendekatan teknik arsitektur yang luar biasa plus sentuhan religus yang sangat kental, maka sudah seharusnya kami dan kita sebagai warga negara indonesia menjaga dan memelihara serta menginformasikan kemegahan bangunan ini agar seluruh dunia mengetahuinya dan tentu bersama-sama memeliharanya.

Tak terasa tetesan keringat membasahi sekujur tubuh, tapi tidak menurunkan semangat untuk berkeliling dan menikmati keindahan relief yang bererita di sekeliling candi, padahal ini bukan kunjungan perdana ke sini tetapi tetap saja rasa bangga dan kagum tetap menyergap dan menunjukan bahwa leluhur kita adalah orang-orang yang linuhung dan adigjaya. Setelah puas berkeliling dan berphoto sebagai kenang-kenangan tidak lupa kami menjulurkan lidah… eh tangan untuk meraih jari manis salah satu patung yang ada dalam stupa, kata mitos sich barang siapa bisa memegang jari manis patung dalam stupa tersebut maka keinginannya akan tercapai…. Benar juga karena setelah bisa menyentuh jari manis patung tersebut maka satu keinginan kita terwujud yaitu memegang jari manis patung di Borobudur…. Ah jadi puter-puter, pokoknya…. Gitu aja lah. Perjalanan di lanjutkan untuk menuruni anak tangga yang cukup curam sehingga terbayang pada masa lalu pada saat pembangunan Candi Borobudur ini betapa tinggi besar postur dari para leluhur kita ini…. Raksasa kaleeee…… ah jadi ngaco, kembali ke laptop.





Akhirnya kami turun dari candi dan berjalan menyusuri area halaman yang sangat luas ditemani lambaian daun daun hijau yang tumbuh subur disekitar Candi Borobudur ini, tidak lupa ditemani juga beberapa patroli polisi pariwisata yang berteduh dibawah pohon lengkap dengan mobil patrolinya untuk menghindari tatapan sang mentari yang semakin siang semakin garang.

Kamipun berjalan menyusuri tempat penjualan souvenir atau pasar khusus yang merupakan jalan keluar area candi dengan tujuan tentunya para pengunjung mungkin saja tertarik dan membeli berbagai produk oleh – oleh/ souvenir tentang Candi Borobudur dengan berbagai bentuk dari mulai kaos, kain, kemeja, patung, replika candi, gantungan kunci, asbak, balpoint, garukan punggung, topi, jaket, mutu-coet, hiasan dinding, kalung, gelang, padudan, celengan, patung asmat, payung dan sebagainya… selain itu berjajar aneka makanan dan minuman yangg meyambut para pengunjung yang rata-rata kecapean dan kehausan sehingga terjadilah transaksi jual beli yang saling menguntungkan.

Akhirnya waktu jua lah yang memisahkan kami dengan Candi Borobudur, perjalanan di lanjutkan menuju Kota Yogyakarta dan memakan waktu 25 menit saja kami sudah memasuki jalan arteri utara Kota Yogyakarta dan perlahan tapi pasti kami menyusuri jalalan Kota Yogyakarta menuju arah jalan Malioboro. Setelah berkeliling 3 kali dan 3 hotel yang kami datangi yaitu Hotel Inna Garuda http://www.innagaruda.com, Hotel Ibis (www.ibishotel.com) dan Hotel Mutiara ternyata kami mendapatkan kamar yang kosong di Hotel Mutiara (http://www.mutiarajogja.com/) karena dua hotel sebelumnya sudah fullbook… luar biasa, padahal kami datang bukan di akhir minggu tapi weekday, apalagi datang di sabtu minggu… hebat memang yogya…. Tapi hotel yang diluar malioboro gimana?.... apa penuh juga?... kami tidak mau berandai-andai tetapi akan menjadi alasan kami untuk datang ke Yogya dan melakukan pengecekan…. Hehe itu sih alasan saja supaya bisa datang lagi ke yogya…..

Langkah kami terhenti di kamar hotel dengan interior jawa yang menawan dan masuk serta dengan segera merebahkan tubuh yang lelah menyusuri hari dengan aktifitas yang cukup padat….. zzzzzzzzzzzzzzzzzzz…. Alam mimpi mendatangi kami.

Bersambung…

07 November 2009

Perjalanan Cirebon - Dieng

Perjalanan Cirebon - Wonosobo- Dieng
Tulisan Mas Andrie

Senja mulai merayap menutupi keindahan alam hasil ukiran dan perhitungan yang luar biasa presisi dari Sang Maha Pencipta di tengah – tengah Provinsi Jawa Tengah tepatnya di dataran Tinggi Dieng Kabupaten Wonosobo. Awalnya agak ragu mendaki dataran tinggi Dieng di sore hari karena takut kabut menghalangi pandangan di sepanjang perjalalanan, tapi dengan niat yang kuat dan didukung oleh teknologi dari Nissan yang tertanam di Frontier Navara 2488 cc sangat membantu pendakian yang seolah tanpa ujung. Mulusnya aspal yang membalut jalanan sepanjang Wonosobo – Dieng menyambut kami dengan senyumnya yang khas penuh keramahan dan pastinya adalah udara dingin yang menusuk seluruh permukaan kulit kami, dan ternyata perjalanan selama 25 menit dari Kota Wonosobo menjadi perjalanan yang mencengangkan serta mencerahkan pikiran dan psikologis kami. Pertama adalah lepas dari rutinitas dan yang kedua semakin menambah rasa syukur dan betapa kita memang bukan apa-apa dihadapan Sang Maha Pencipta yaitu Allah Subhanhu Wataala.



Kita kilas balik dulu kebelakang ahhh…… perjalanan menuju Kota Wonosobo diawali dari Kota Cirebon menuju wilayah Brebes dengan tak henti-henti melihat penunjuk jalan karena kami semua masih awam untuk rute menuju Wonosobo, maka berulangkali kami berhenti untuk sekedar bertanya dan atau bertanya lagi, supaya mendapat kejelasan arah dan tidak membuat kami tersesat diperjalanan. Ternyata semakin banyak bertanya, malah jadi bingung, akhirnya diputuskan berhenti di sebuah tempat di Brebes untuk membeli telor asin… (lho Kok nggak nyambung? :D ) ah sambungin aja. Kita disuguhi tester telur asin 5 butir dengan klasifikasi ada yang tesinba dan tesinbi… yaitu telor asin bakar dan telor asin biasa dengan perbedaan harga Rp 200,- lebih mahal tesinba. Setelah gurihnya telor asin meluncur ke mulut dan dikunyah ternyata perbedaannya adalah dari banyak sedikitnya kadar air dalam putih telurnya, jadi yang tesinba lebih kering malah ada yang kering banget jadi beda dengan telor asin biasa.

Nah… sambil menikmati tesinbi dan tesinba, pertanyaan tentang rute ke Wonosobopun kembali digelar dan jawaban dari mbak pelayan toko alhamdulillah semakin memusingkan karena ternyata mereka belum pernah jalan-jalan jauh dan tahu nya hanya alun – alun Brebes…. Walah mak nasib. Tetapi setelah dapat kontak dengan temanku yang ada di Wonosobo, Mbah Dyah Retno. maka arah perjalanan semakin jelas didukung informasi dari Pak le ku yang tinggal di dearah Klampok Banjarnegara maka semakin mantap arah yang dituju, plus beli buku Atlas yang ada peta Provinsi Jawa Tengahnya… meskipun peta nya kecil tapi lumayan bisa mengurangi kegamanan dan mereugreugkan perjalanan kami kali ini.

Perjalanan dilanjutkan dan pas belok kanan ternyata masuk ke pasar di dekat alun-alun Brebes… dan setelah bertanya untuk kesekian kalinya kami dapat terbebas dan meluncur memasuki daerah Jatibarang Kabupaten Brebes. Perjalanan yang menyenangkan karena kanan-kiri jalan dihiasi oleh perkebunan bawang merah yang subur dan harmoni, suasana kampung yang tertata apik serta udara siang yang terasa begitu bersahabat dan perjalanan pun tidak terasa membosankan dan ternyata sudah berpindah wilayah memasuki daerah Balapulang Kabupaten Tegal. Perjalanan selanjutnya disuguhi oleh keteduhan Hutan Jati hingga masuk Desa Prupuk lalu Tonjong yang masuk dalam wilayah Kabupaten Brebes…. Jadi bingung, tapi ternyata memang wilayah yang dilalui merupakan perbatasan dari 2 kabupaten tadi, so… jangan bingung, lanjutkan saja perjalanan dengan senyuman.
Deru mesin Nissan Frontier Navara terasa berkarakter menembus jalanan yang berkelok bak ular yang sedang menikmati suasana alam pegunungan sehingga tidak terasa perjalanan telah memasuki Kabupaten Banyumas tepatnya Desa Kranggan Kecamatan Pakuncen. Perut terasa mulai lapar akan tetapi memilih rumah makan ternyata bukan perkara mudah, karena agak sulit mencari rumah makan yang tepresentatif, di dekat terminal Bumiayu sebelum pom bensin ada rumah makan yang cukup besar akan tetapi penuh dengan rombongan yang menggunakan bis, sehingga dengan berat hati bergerak kembali menyusuri jalan dengan menahan rasa lapar yang ternyata tidak mau hilang. Akhirnya setelah sekira 20 menit melahap jalanan yang berkelok, sebelah kanan jalan ada rumah makan Sumber Alam, lengkap dengan toilet dan mushola yang menampung sekitar 30 orang jemaah, rumah makan inipun dirancang untuk menerima tamu rombongan dalam jumlah besar tetapi untung saja pada saat kami menepi tidak ada sama sekali bis yang sedang parkir sehingga kami bertiga terasa begitu asing dengan deretan kursi dan meja yang dapat menampung konsumen lebih dari 300 orang. Setelah memilih makanan maka kami bertiga melahap makanan tanpa banyak berbicara karena sang perut terus menagih tanpa henti untuk diisi…. Allahumma bariklana fiiima rojaktana wakina adzabannar.

Perjalanan masih panjang, setelah menunaikan shalat di mushala Rumah makan Sumber Alam Banyumas maka kelokan jalan dengan aspal yang mulus terasa memanjakan para penumpang dan terhindar dari guncangan dan dimanjakan kembali dengan hamparan sawah hingga memasuki kawasan Baturaden…. Asyik berarti udah dekat dengan Kota Purwokerto. Akhirnya Kota Purwokerto telah dilalui dan selanjutnya memasuki Daerah Banjarnegara, tapi agak sedikit heran karena ternyata membaca iklan rumah makan terutama dengan menu bakar-bakaran tidak pernah ada gurame, yang ada bawal, kakap, ikan mas dan atau ikan lainnya. Sebagai gantinya yang ada adalah bakar ikan gurami..???? apa memang beda istilah atau ada ikan jenis lain, tapi kesimpulan sementara sih hanya beda istilah saja antara gurame di jawa barat dan gurami di jawa tengah…. Atau jadi guramo di jawa timur… entahlah…



Akhirnya setelah menempuh perjalanan selama 5 jam dari Kota Cirebon, tibalah kami di Daerah Wonosobo dan terasa keasrian, kenyamanan serta aura keramahan menyapa kedatangan kami. Ternyata semangat masih tinggi maka perjalanan di lanjutkan ke dataran Tinggi Dieng… wow menanjak, berliku, jalan kecil dan yang pasti iri adalah mulusnya jalan ternyata merata antara jalan yang besar di kota dengan 4 lajur dengan jalan menuju dieng yang hanya 2 jalur yang pas pasan untuk 2 kendaraan. Termasuk sport jantung adalah pada saat pendakian hampir mencapai puncak, ternyata jalan terputus dan di ganti oleh jembatan bailey dengan tulisan peringatan bahwa kekuatan maksimal adalah 5 ton dan harus berjalan satu-satu…. Pas melewati jembatan darurat tersebut hampir semua diantara kami menahan nafas padahal perjalanan tidak sampai 1 menit… tapi kengerian terpancar dari pengemudi karena jika terjadi sesuatu dengan jembatan tersebut, kami akan jatuh bebas dari ketinggian 1900 meter diatas permukaan laut. Alhamdulillah jembatan dapat dilewati dengan aman tapi pertanyaannya.. berarti kalo pulang lewat lagi donk????... alamak.



Akhirnya dengan perjuangan menempuh perjalanan cukup panjang, tibalah kami di dataran Dieng dengan selamat dan disambut oleh dinginnya udara yang bener-bener dingin. sebelumnya kami mengabadikan sunset yang indah meskipun sedikit terganggu oleh atap-atap rumah penduduk karena darurat mengambil gambar pake hape.... yach apa adanya.

Sebagai rasa syukur kami, maka kami bersujud syukur dan terlarut dalam shalat Magrib di Mesjid Al Amin RT 01 RW 01 Dieng Kulon. Brrrrrrrrrrr ….. air wudhunya menyentak kami karena sangat dingin menyentuh kulit…. Asli dingiiiiiiiiiin termasuk kaki kami sampai ke pergelangan karena bentuk tempat wudhunya mengharuskan kaki tersebut terendam sampai mata kaki alias mumuncangan….



Dan setelah shalat magrib maka dapat dibedakan mana pendatang dan mana penduduk asli. Dari sekitar 15 orang makmum ternyata hanya kami bertiga yang memakai stelan kaos lengan pendek yang tipis, sementara sisanya orang asli Dieng menggunakan jaket yang tebal-tebal….. bukan kami sok jago, tetapi karena memang tidak ada persiapan untuk berdingin-dingin di tengah pegunungan di Provinsi Jawa Tengah ini… brrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr… dingiiiiiiin.




Itulah cerita awal kami sampai ke dataran tinggi Dieng Kabupaten Wonosobo, untuk mengusir rasa dingin sejenak maka kami masuk ke Rumah Makan Bu Jono dan memesan Soup Sayuran serta the jahe…. Alhamdulillah dapat mengganjal kelaparan dan kedinginan kami. Selanjutnya terlarut kami dalam obrolan terutama pengalaman perjalanan yang mengesankan….. bulan hampir purnama di dataran tinggi Dieng menatap kami dalam kelembutan malam yang merayap menuju keheningan ditemani kabut yang perlahan turun mewarnai cakrawala menantang bintang untuk hiasi malam dengan senyuman.

bersambung...

02 November 2009

Nostalgia DAMRI

DAMRI

oretan andriekawe


Setelah hampir satu tahun meninggalkan kawasan Jatinangor Kabupaten Sumedang, maka di awal november ini rasa kerinduan itu dapat terpenuhi karena diawali dengan kegiatan dinas selama dua hari dan dilanjutkan acara reuni dari kampus tempatku menuntut ilmu dahulu.

agar terasa lebih dalam meresapi rasa nostalgia dan kebetulan kendaraan yang dimiliki masih pakai bersama dengan istri, maka diputuskan menggunakan kendaraan umum yang berpenumpang banyak yaitu bis DAMRI yang kebetulan rutenya itu melewati kantorku yang sekarang.

Dengan sigap jari telunjuk mengacung dan wajah memandang kepala bis jurusan Jatinangor - Dipati Ukur yang meluncur dihadapanku. tapi ternyata dengan angkuhnya melewatiku tanpa senyunm sedikitpun (senyum??.... takut atuh kalo melihat bis tersenyum mah).. ternyata penumpang yang didominasi mahasiswa telah berjubel penuh sesak memadati badan bus yang bongsor dengan ditemani keringat dan wajah-wajah buru-buru karena takut terlambat memenuhi jadwal perkuliahan.


sorry salah gambar.... ini sih mobil yang nongkrong di garasi.. orang he he he

Setelah menanti dengan penuh kesabaran, akhirnya datang juga bis Damri selanjutnya. dengan satu gerakan lincah, tubuhku sudah berpindah ke dalam bis yang berjalan perlahan. beberapa kursi masih tersisa dan dengan segera menghempaskan pantat ini ke kursi yang tersedia dan menarik nafas lega, tapi...... ternyata kakiku nggak cukup karena terantuk oleh kursi yang depan..... walah, sempit banget rek. terpaksa pindah ke jok yang lain yang agak lapang sehingga kakiku tidak kaku tapi agak bisa bernafas lega dan terhindar dari rasa pegal kecepet kursi.

Sambil menikmati perjalanan, tiba-tiba terbersit dalam pikiran tentang apa itu DAMRI. Kenapa?.... karena selama ini kita tau bahwa bis ini namanya damri tapi setelah itu titik.... just damri. ada teman yang berucap bahwa DAMRI itu singkatan dari Dorong Aing Mun Rek Indit (dorong saya kalau mau jalan...... meni sinis kitu) mungkin dulu sering mogok kali ye.... tapi jangan sebegitunya atuh.... tega banget sich.

tiba - tiba reflek jari tangan mengambil hape dan dengan segera mengambil status kamera dan cetrrekk..... moment penumpang yang menikmati perjalanan menuju jatinangor dapat terekam dengan sempurna... punten nenk, photo lagi meremnya di upload... bukan maksud apa-apa tapi hanya ingin mengingkapkan bahwa betapa naik DAMRI itu nikmatttttt sekali.




trus ingat juga dulu kalau janjian ama temen, salah satunya di Pangdam, yang ternyata bukan singkatan dari Panglima Kodam tetapi Pangkalan Damri di Jatinangor..... memang kreatif dan unik singkatan yang muncul versi barudak.
padahal DAMRI itu menurut sejarah dan informasi dari mas wiki (baca wikipedia) terrnyata DAMRI adalah kepanjangan dari Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia yang dibentuk berdasarkan Makloemat Kementerian Perhoeboengan RI No.01/DAMRI/46 tanggal 25 Nopember 1946 dengan tugas utama menyelenggarakan angkutan orang dan barang diatas jalan dengan menggunakan kendaraan bermotor.

kemana pak?.... lamunan ku langsung buyar oleh suara bariton kondektur bus damri yang kutumpangi dan segera 3 lembar uang seribuan plus uang logam telah berpindah tangan sebagai ongkos dari bandung menuju jatinangor. keringat dan suara serak pengamen ditingkahi alat musik alakadarnya menimbulkan sensasi tersendiri meskipun yang utama sih ribut nggak puguh. tapi setelah diresapi dan disyukuri maka muncul harmonisasi yang tak terbayangkan dan kenangan masa menjadi mahasiswa menyeruak kembali mengiringi syair lagu the Masiv yang berjudul " jangan menyerah".

..... akhirnya setelah menempuh perjalanan hampir satu jam, bis perlahan memasuki kawasan jatinangor dan diriku bersiap tuk turun dan menapak di tanah yang menyimpan berbagai kenangan indah dimasa lalu...

dan..... DAMRI pun tersenyum diwarnai hitamnya asap knalpot yang terus perlahan meninggalkanku.

TIPS AGAR BISA NAIK HAJI

TIPS AGAR BISA MENUNAIKAN IBADAH HAJI

by Akawe


gambar diambil dari http://baitul-mukmin.com

Pencerahan pada apel tadi pagi yang sekiranya perlu untuk dibagikan dan disampaikan adalah kiat-kiat atau tips dalam

mewujudkan keinginan kita menunaikan rukun islam yang kelima yaitu melaksanakan ibadah haji Ke Mekah Al Mukaromah,

yaitu :

1. Niat
syarat yang pertama ini tentu adalah gerentes, itikad untuk mewujudkan ibadah haji scara sungguh-sungguh dan

disertai doa yang tulus kepada Allah Subhanahu Wataala.

2. Wujudkan niat
mewujudkan niat dari keinginan tersebut dengan cara melangkahkan kaki menuju bank yang memiliki tabungan ONH atau

tabungan pembiayaan naik haji, dan membuka tabungan dengan segera dengan saldo tergantung dari kemampuan kita pada

saat itu. selanjutnya jangan lupa secara berkala atau sesering mungkin mengisinya secara teratur. manakala kita

berfikir dari mana uang yang cukup besar untuk naik haji?..... jangan menyerah, yakinlah pertolongan Allah akan

membuka pintu rejeki dan melancarkan langkah kita untuk memenuhi target biaya dalam tabungan haji tersebut.

3. slalu hadir dalam acara walimatussafar
kiat yang ketiga adalah selalu hadir dalam undangan kegiatan selamatan dan syukuran akan berhaji atau walimatussafar

dari siapapun, baik kolega, kelurga, bos, bawahan, termasuk orang lain dan atau tanpa undangan sekalipun. ucapkan

kata selamat yang tulus kepada calon haji yang sedang syukuran, insya alloh do'a itu yang akan membawa kita untuk

berhaji pada kesempatan selanjutnya....


demikian sejumput kiat untuk mewujudkan keinginan kita semua menunaikan ibadah haji...

amiiin

Purna Bakti Lima Es

Purna Bakti Versi lima es
coretan andrie kawe

Semilir pagi mengantarkan langkahku tuk meniti kembali rutinitas kedinasan di supratman empat empat, dengan semangat

tinggi tentunya karena senin adalah hari pertama dari setiap minggu... perasaan semua tau itu... egepe ah, yang

penting apa yang dirasa dapat tertuang dalam kata dan menyimpan rasa yang penuh makna.... ceiiiile belajar

murwakanti dalam prosa dan puisi.

apel pagi sarat dengan agenda yang tidak biasanya, jadi laporan sebagai komandan apelpun... agak panjang dan musti

dihafl beberapa kali, nich teksnya" lapor apel pagi dirangkaikan dengan penyerahan surat keputusan gubernur jawa

barat tentang kenaikan pangkat pegawai di lingkungan **** dan peningkatan status calon pegawai negeri sipil menjadi

pegawai negeri sipil serta pelepasan pegawai yang memasuki masa purna bakti di lingkungan ****, siap

dilaksanakan".... dan tetap dijawab dengan "... laksanakan".

lumayan tidak keseleo lidah.... yang penting sich ketenangan dan fokus,( maaf kok kepedean yach??... sorry).

beberapan amanat dari pembina termasuk sepatah dua patah kata dari purna bakti menghiasi pagi ini dan memakan waktu

detik dan menit sehingga apel pagi yang biasanya hanya 15 menit, ternyata sudah melewati 1 jam... ga papa,

skali-kali khan boleh. hal yang menarik dari kata - kata pamit adalah tentang es... bukan es krim atau es lilin tapi

es yang cukup banyak yaitu 4S, pilihan pertama adalah stress, sakit, stroke, selesai (meninggal)..... iiih jangan

ah, ini yang harus dihindari oleh purnabaktiers... itu loch post power syndrome...

nah 4S yang harus di wujudkan adalah Sehat, Seger, Santai dan Sejahtera, klo itu mantap dan harus dipedomani.

pikiranku melayang ke masa pensiun nanti yang ternyata masih lama, lebih dari 20 tahun lagi.... so kita jalani dan

nikmati hidup ini.

ternyata 4S itu tidak cukup, dan pembina menambahkan menjadi 5S, karena angka ganjil itu lebih disukai Tuhan. apa

sich es yang kelima, yaitu selamet, yaaa selamat lahir dan bathin.....

luar biasa penambahan es yang kelima memiliki

makna mendalam dan universal karena berhubungan dengan mahluk-mahluk dan Allah sebagai maha Pencipta yaitu Hablumminannas dan hablumminallah....



"apel pagi telah selesai, laporan selesai"

"hormat grak... tegak grak!!!!!!!!

"Bubarkan"

"bubarkan"


apel pagi pun berlanjut dengan pemotongan nasi kuning.... bukan honor bo tapi nasi tumpeng nasi kuning yang menarik untuk disantaf... eh disantap.

senin pagi berlanjut dengan senyum keceriaan.