
Malam kembali menyergap dengan keheningannya secara perlahan tapi pasti, disiang hari begitu banyak kendaraan dan orang berlalu lalang di sekitar jalan ini. Tetapi sekarang, perlahan tapi pasti kesepian mulai mendesak dan menyisakan para pedagang makanan kaki lima yang sedang membereskan lapak dagangannya untuk bersiap diesok hari.
Dilantai 4 ini termangu memandang wajah istriku yang berusaha terlelap melawan kenyataan bahwa kondisi phisiknya sedang sakit, didukung penuh oleh Seuntai selang oksigen kecil yang menyalurkan udara segar setiap saat.
Delapan hari telah berlalu semenjak teregisterasi menjadi warga sementara keluarga besar Paviliun Parahyangan sampai kesembuhan dan ijin sang dokter untuk kembali ke dunia nyata, dunia rutinitas yang terpaksa ditinggalkan sejenak dengan label "cuti dengan kepentingan khusus".
Sungguh perjalanan yang cukup panjang dilakoni berdua, setelah selama 3 tahun berusaha, berjuang dan bertahan untuk sebuah kesembuhan, akhirnya pilihan tetap kembali ke jalur medis dan membuka semua hal kepada orangtua, saudara dan para sahabat semua.
Sedih melihat kondisi istriku yang sangat tergantung dari berbagai alat yang menempel ditubuhnya. Selang oksigen menjadi menu utama, selang besar yang langsung ke paru-paru kiri untuk menyedot cairan dilengkapi kontainer khusus penampung cairan serta yang tidak dilupakan adalah cairan infus yang menggantung dan tersambung di tangan kiri.

Aneka obat telah berusaha ditelan dan semoga dosisnya tepat ditengah visite dokter yang menangani bolak balik memeriksa dan melihat keadaan, gelombang kunjungan rasa simpati dari kolega, pimpinan serta rekan2 dan keluarga semakin menambah rasa syukur kami bahwa tali silaturahmi itu memang bersifat hakiki.
Dalam ketermanguan ini, terpanjat doa untuk kesembuhan istriku agar sehat seperti sedia kala, dan bersama-sama meniti jalinan langkah kehidupan yang indah dan menyenangkan.
Kembali tatapan terpaku mengarah ke jalan eykman yang semakin sepi dari lalu lalang kehidupan.